CEO Starbucks, Howard Schultz, mengutarakan rencana itu dalam sebuah memo yang dikirimkan ke seluruh pegawainya sebagai reaksi atas kebijakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang melarang pengungsi dari tujuh negara muslim untuk masuk ke AS.
"Kita hidup di masa yang unik, yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis Schultz dalam memo itu sembari menambahkan bahwa perusahaan akan mengambil beberapa langkah untuk "memperkuat keyakinan kita pada semua mitra di seluruh dunia."
Sebagai langkah awal, tulis Schultz, Starbucks akan fokus pada orang-orang yang membantu tentara AS, baik sebagai penerjemah atau tenaga bantuan lainnya, di negara-negara konflik.
Starbucks juga akan membantu pengungsi yang datang ke AS saat masih kanak-kanak, agar mereka bisa memperoleh surat izin mengemudi, berkuliah, dan mendapatan pekerjaan. Ini adalah bagian dari program DACA yang digagas dan dimulai oleh Presiden Barack Obama pada 2012 silam.
"Kami bergerak dalam bisnis yang bertujuan untuk menginspirasi dan menumbuhkan semangat kemanusiaan. Ini tidak akan berubah," tegas Schultz.
Schultz adalah salah satu pemimpin dan pemilik bisnis besar di AS yang menolak kebijakan diskriminatif Trump. Sebelumnya sejumlah bos perusahaan teknologi dan internet seperti Facebook, Twitter, dan Google telah menyuarakan kecamannya terhadap Trump.
Disadur Dari : www.suara.com
Subhanallah,Tantang Trumps Starbuck Memperkerjakan 10.000 Pengungsi Dari 7 Negara Muslim
4/
5
Oleh
Unknown